Sabtu, 19 November 2016

Politik Islam

POLITIK ISLAM
MAKALAH
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester Mata Kuliah Pendidikan Agama



Disusun Oleh
Nama : Jellyana
NIM/Tahun Masuk : 15045073/2015



UPT MATA KULIAH UMUM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2016

KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Politik Islam”. Selanjutnya Sholawat salam dan do’a penyusun haturkan buat Nabi Muhammad saw, keluarga dan para sahabatnya sekalian.
            Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada kedua orang tua penyusun. Selanjutnya penyusun mengucapkan terimakasih kepada --------- yang telah membimbing dan mengarahkan penyusun dalam penyelesaian makalah ini.
            Selanjutnya penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.


Padang, April 2016

Penyusun





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ .ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... .1
            A. Latar Belakang ........................................................................................1
            B. Rumusan Masalah ...................................................................................1
            C. Tujuan Penulisan .....................................................................................2
            D. Manfaat Penulisan ...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3
            A. Pengertian Politik Islam ..........................................................................4
            B. Prinsip-prinsip dalam Politik Islam .........................................................7
            C. Tujuan Politik dalam Islam .....................................................................8
            D. Norma-norma dalam Pelaksanaa Politik Islam .......................................9
            E. Demokrasi dalam Islam .........................................................................10
            F. Masyarakat Madani ................................................................................11
BAB III PENUTUP ..............................................................................................16
            A. Kesimpulan ............................................................................................16
            B. Saran ......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................19

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama Allah SWT sekaligus agama yang terakhir yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril dengan tujuan untuk mengubah akhlak manusia ke arah yang lebih baik di sisi Allah SWT. Banyak cara yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai ketakwaan di sisi-Nya atau yang disebut juga dengan kata “Politik”. Karena politik dapat dikatakan sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak sedikit masyarakat menganggap bahwa politik adalah sesuatu yang negatif yang harus dijauhi. Padahal tidak semestinya selalu begitu, bahkan politik sangat dibutuhkan dalam hidup beragama. Andai saja kita tidak mempunyai cara untuk melakukan pendekatan kepada Allah SWT, maka dapat dipastikan kita sebagai manusia biasa juga tidak akan pernah mencapai kata beriman dan takwa disisi-Nya, dikarenakan tidak akan pernah tercapai suatu tujuan jika tidak ada usaha atau cara yang dilakukannya untuk mencapai tujuan tersebut. Realita inilah yang harus kita ubah dikalangan masyarakat setempat, setidaknya dimulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, kemudian untuk bangsa dan negara kita.
Suatu masyarakat dikatakan sebagai masyarakat politik jika ia mempunyai lembaga kekuasaan yang khusus, yang dapat menetapkan hukum dan undang-undang, yang ia buat atau ia adopsi, yang mengatur perilaku masyarakat. Kemudian hukum dan undang-undang itu ia aplikasikan kepada masyarakat dan memaksa mereka untuk mematuhinya. Undang-undang harus dipatuhi secara umum oleh masyarakat yang diakui mempunyai kekuatan dengan sukarela dan terpaksa, uga ia diakui sebagai kekuasaan tertinggi dalam masyarakat itu dan dapat memberikan hukuman material.
B. Rumusan Masalah
        Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.      Apa yang dimaksud dengan politik islam?
2.      Apa saja prinsip dalam politik islam?
3.      Apa tujuan politik menurut pandangan islam?
4.      Apa saja norma dalam pelaksanaan politik islam?
5.      Bagaimana demokrasi dalam islam?
6.      Apa yang dimasud dengan masyarakat madani?
7.      Apa saja ayat-ayat yang berkaitan dengan politik islam?
C. Tujuan dan Manfaat
      Berdasatkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka yang menjadi tujua dan manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Tujuan
a.       Untuk meningkatkan rasa keingintahuan dan kepekaan terhadap politik islam bagi individu penulis dan masyarakat umum tentang politik islam.
b.      Untuk mendefinisikan politik islam.
c.       Untuk menguraikan prinsip-prinsip dan norma dalam politik islam.
d.      Mendefinisikan demokrasi dalam islam.
e.       Menguraiakan tentang masyarakat madani sebagai masyarakat yang melaksanakan politik islam.
f.       Untuk menguraikan ayat-yat yang berkaitan dengan politik islam.
2. Manfaat
a.       Menggugah rasa keingintahuan bagi individu penulis khususnya dan masyarakat umum pada umumnya tentang politik islam.
b.      Mampu mengambil sikap yang tepat terhadap pelaksanaan politik islam.
c.       Mampu menjalankan tugas sebagai masyarakat yang menganut politik islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Politik Islam
      Kata politik diambil dari bahasa Yunani yaitu politicos, atau dari bahasa Latin yaitu politicus yang berarti relating to citizen. Keduanya berasal dari kata polis yang berarti kota. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata politik sebagai segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat da sebagainya) mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain. Juga dalam arti “kebijakan, cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani satu masalah). Dalam kamus-kamus bahas Arab modern, kata politk diterjemahkan dengan kata siyasah. Kata ini diambil dari kata “sasa-yasusu”, yang berarti mengemudikan, mengendalikan, pengatur dan sebagainya. Politik secara umum diartikan sebagai ilmu pemerintah dan mengatur negara, seni memerintah dan mengatur masyarakat manusia. Dengan kata lain, cara atau taktik untuk mencapai suatu tujuan. Secara lebih khusus, politik diartikan sebagai kemahiran dalam rangka menghimpun, meningkatkan kualitas, dan kuantintas, mengawasi dan mengendalikan serta menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuan kekuasaan dalam negara dan institusi lainnya (Tim Dosen PAIS, 2014:204-205).
      M. Quraish Shihab mengatakan bahwa politik adalah segala urusan dan tindakan berupa kebijakan dan siasat mengenai pemerintah negara dan terhadap negra lain dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama. Uraian Al-Quran tentang politik sepintas dapat ditemukan pada ayat-ayat yang berakar kata hukm yang pada mulanya berarti “menghalangi atau mengarang dalam rangka perbaikan”. Dari akar yang sama terbentuk kata hikmah yang pada mulanya berarti kendali. Makna ini sejalan dengan makna asal kata sasayasusu-sais, siyasat, yang berarti mengemudi, mengendalikan, pengendali dan cara pengendalian (Tim Dosen PAIS, 2014: 205).
      Dari beberapa definisi dia tas, maka dapat disimpulkan bahwa politik islam adalah segala urusan dan tindakan berupa kebijakan dan siasat mengenai pemerintah negara dan terhadap negra lain dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dengan mengacu kepada Al-Quran dan Al-Hadist.
B. Prinsip-prinsip dalam Politik Islam
        Dalam politik islam ada beberapa prinsip, berikut prinsip tersebut:
1.      Prinsip dasar politik islam.
Politik islam didasarkan pada tiga prinsip, yakni:
a.       Hakimiyyah Ilahiyyah (Tauhid)
Tauhid artinya mengesakan Allah swt. selaku pemilik kedaulatan atau kekuasaan tertingi. Artinya Hakimiyyah Ilahiyyah membawa pengertian-pengertian berikut:
·         Bahawasanya Allah Pemelihara alam semesta yang pada hakikatnya adalah Tuhan yang menjadi pemelihara manusia, dan tidak ada jalan lain bagi manusia kecuali patuh dan tunduk kepada sifat Ilahi-Nya Yang Maha Esa.   
·         Bahawasanya hak untuk menghakimi dan mengadili tidak dimiliki oleh sesiap kecuali Allah.    Bahawasanya hanya Allah sahajalah yang memiliki hak mengeluarkan hukum sebab Dialah satu-satunya Pencipta.  
·         Bahawasanya hanya Allah saja yang memiliki hak mengeluarkan peraturan-peraturan sebab Dialah satu-satunya Pemilik.
·         Bahawasanya hukum Allah adalah suatu yang benar sebab hanya Dia sahaja yang Mengetahui hakikat segala sesuatu dan di tangan-Nyalah saja penentuan hidayah dan penentuan jalan yang selamat dan lurus.
b.      Risalah
Risalah merupakan medium perantara penerimaan manusia terhadap hukum-hukum Allah swt. Dalam menjalankan perintah-Nya, risalah berfungsi sebagai “sumber norma dan nilai”. Dalam artian risalah adalah merupakan sumber nilai dan norma dalam perpolitikan. Risalah bererti bahawa kerasulan beberapaorang lelaki di kalangan manusia sejak Nabi Adam hingga kepada Nabi Muhammads.a.w adalah suatu asas yang penting dalam sistem politik Islam. Melaluilandasan risalah inilah maka para rasul mewakili kekuasaan tertinggi Allah swt dalam bidang perundangan dalam kehidupan manusia. Para rasul meyampaikan, mentafsir dan menterjemahkan segala wahyu Allah swt dengan ucapan dan perbuatan.
c. Khalifah
Khilafah bererti pemimpin atau perwakilan. Kedudukan manusia di atas muka bumi ini adalah sebagai wakil Allah. Oleh itu, dengan kekuasaan yang telah diamanahkan ini, maka manusia hendaklah melaksanakan undang-undang Allah swt dalam batas yang ditetapkan. Di atas landasan ini, maka manusia bukanlah penguasa atau pemilik tetapi hanyalah khalifah atau  wakil Allah swt yang menjadi Pemilik yang sebenar-benarnya. Khalifaj dituntut untuk melakukan tugas kekhalifahan denga baik dan maksimal dengan peraturan atau nilai dan norma yang telah berlaku.
Seseorang khalifah hanya menjadi khalifah yang sah selama mana ia benar-benar mengikuti hukum-hukum Allah swt. Ia menuntun agar tugas khalifah dipegang oleh orang-orang yang memenuhi syarat-syarat berikut:
·         Terdiri dari pada orang-orang yang benar-benar boleh menerima dan mendukung prinsip-prinsip tanggng jawab yang terangkum dalam pengertian kkhilafah.
·         Tidak terdiri dari pada orang-orang zalim, fasiq, fajir dan lalai terhadap Allah swt. serta    bertindak melanggar batas-batas yang ditetapkan olehNya.
·         Terdiridaripada orang-orang yang berilmu, berakal sihat, memiliki kecerdasan, kearifan serta kemampuan intelek dan fizikal.
·         Terdiri daripada orang-orang yang amanah sehingga dapat dipikulkan tanggungjawab kepada mereka dengan yakin  dan tanpa keraguan.
2. Prinsip Utama Politik Islam
a.  Musyawarah
Asas musyawarah yang paling utama adalah berkenaan dengan pemilihan ketua negara dan oarang-oarang yang akan menjawat tugas-tugas utama dalam pentadbiran ummah. Asas musyawarah yang kedua adalah berkenaan dengan penentuan jalan dan cara pelaksanaan undang-undang yang telah dimaktubkan di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Asas musyawarah yang seterusnya ialah berkenaan dengan jalan-jalan bagi menetukan perkara-perkarabaru yang timbul di dalangan ummah melalui proses ijtihad.
b.  Keadilan
Prinsip ini adalah berkaitan dengan keadilan sosial yang dijamin oleh sistem sosial dan sistem ekonomi Islam. Dalam pelaksanaannya yang luas, prinsip keadilan yang terkandung dalam sistem politik Islam meliputi dan merangkumi segala jenis perhubungan yang berlaku dalam kehidupan manusia, termasuk keadilan di antara rakyat dan pemerintah, di antara dua pihak yang bersengketa di hadapan pihak pengadilan, di antara pasangan suami isteri dan di antara ibu bapa dan anak-anaknya. Kewajiban berlaku adil dan menjauhi perbuatan zalim adalah di antara asas utama dalam sistem sosial Islam, maka menjadi peranan utama sistem politik Islam untuk memelihara asas tersebut. Pemeliharaan terhadap keadilan merupakan prinsip nilai-nilai sosial yang utama kerana dengannya dapat dikukuhkan kehidupan manusia dalam segala aspeknya.
c.  Kebebasan
Kebebasan yang diipelihara oleh sistem politik Islam ialah kebebasan yang berpegang kepada makruf dan kebajikan. Menegakkan prinsip kebebasan yang sebenarnya adalah tujuan terpenting bagi sistem politik dan pemerintahan Islam serta menjadi asas-asas utama bagi undang-undang perlembagaan negara Islam.
d. Persamaan
Persamaan di sini terdiri daripada persamaan dalam mendapatkan dan menuntut hak, persamaan dalam memikul tanggungjawab menurut peringkat-peringkat yang ditetapkan oleh undang-undang perlembagaan dan persamaan berada di bawah kuat kuasa undang-undang.
e.  Hak menghisab pihak pemerintah
Hak rakyat untuk menghisab pihak pemerintah dan hak mendapat penjelasan terhadap tindak tanduknya. Prinsip ini berdasarkan kepada kewajipan pihak pemerintah untuk melakukan musyawarah dalam hal-hal yang berkaitan dengan urusan dan pentadbiran negara dan ummah. Hak rakyat untuk disyurakan adalah bererti kewajipan setiap anggota dalam masyarakat untuk menegakkan kebenaran dan menghapuskan kemungkaran. Dalam pengertian yang luas, ini juga bererti bahawa rakyat berhak untuk mengawasi danmenghisab tindak tanduk dan keputusan-keputusan pihak pemerintah.
C. Tujuan Politik dalam Islam
Tujuan sistem politik Islam adalah untuk membangunkan sebuah sistem pemerintahan dan kenegaraan yang tegak di atasdasar untuk melaksanakan seluruh hukum syariat Islam.  Tujuan utamanya ialah menegakkan sebuah negara Islam atau Darul Islam.  Dengan adanya pemerintahan yang mendukung syariat, maka akan tertegaklah  Ad-Dindan berterusanlah segala urusan manusia menurut tuntutan-tuntutan Ad-Dintersebut. Para fuqahak Islam telah menggariskan 10 perkara penting sebagai tujuan kepada sistem politik dan pemerintahan Islam:
1.      Memelihara keimanan menurut prinsip-prinsip yang telahdisepakati oleh ulamak salaf daripada kalangan umat Islam.
2.      Melaksanakan proses pengadilan dikalangan rakyat dan menyelesaikan masalah dikalanganorang-orang yang berselisih.
3.      Menjagakeamanan daerah-daerah Islam agar manusia dapat hidup dalam keadaan aman dan damai.
4.      Melaksanakan hukuman-hukuman yang telah ditetapkan syarak demi melindungi hak-hak manusia.
5.      Menjaga perbatasan negara dengan berbagai persenjataan bagi menghadapi kemungkinan serangan daripada pihak luar.
6.      Melancarkan jihad terhadap golongan yang menentang Islam.
7.      Mengendalikan urusan pengutipan cukai, zakat, dan sedekah sebagaimana yang ditetapkan syarak.
8.      Mengatur anggaran belanjawan dan perbelanjaan daripada perbendaharaan negara agar tidak digunakan secara boros atau kikir.
9.      Melantik pegawai-pegawai yang cekap dan jujur bagi mengawal kekayaan negara dan menguruskan hal ihwal pentadbiran negara.
10.  Menjalankan pengawalan dan pemeriksaan yang rapi dalam hal ihwal awam demi untuk memimpin negara dan melindungi  Ad-Din.
D. Norma-norma dalam Pelaksanaa Politik Islam
      Norma berarti aturan. Artinya dalam pelaksanaan politik islam terdapat aturan agar sesuai dengan jalan yang memang harus ditempuh tanpa adanya penyimpangan-penyimpangan. Dalam buku Pendidika Agama Islam, UNP Ekspress, 2014, menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan politik, Islam juga memiliki norma-norma yang merupaka karakteristik atau pembeda politik islam dari sistem politik lainnya. Norma-norma tersebut adalah:
1.      Politik merupakan alat / sarana untuk mencapai tujuan, bukan dijadikan sebagai tujuan akhir atau satu-satunya.
2.      Politik islam berhubungan dengan kemslahatan umat.
3.      Kekuasaan mutlak adalah milik Allah swt.
4.      Manusia diberi amanah sebagai khalifah untuk mengatur alam ini secara baik.
5.      Pengangkatan pemimpin didasari atas prinsip musyawarah.
6.      Ketaatan kepada pemimpin wajib hukumnya setelah taat kepada Allah swt dan Rasul.
7.      Islam tidak menentukan secara eksplisit bentuk pemerintahan negara.
E. Demokrasi dalam Islam
        Kedaulatan mutlak dan keesaan Tuhan yang terkandung dalam konsep tauhid dan peranan manusia yang terkandung Dalamkonsep khalifah memberikan kerangka yang dengannya para cendikiawan belakangan ini mengembangkan teori politik tertentu yang dianggap demokratis. Didalamnya tercakup definisi khusus dan pengakuan terhadap kedaulatan rakyat, tekanan pada kesamaan derajat, manusia, dan kewajiban rakyat sebsgai pengemban pemerintahan.
Demokrasi islam dianggap sebagai sistem yang mengekuhkan konsep-konsep islam yang sudah lama berakar, yaitu musyawarah (syura), persetujuan (ijma’), dan penilaian interpretative yang mandiri (ijtihad).
Musyawarah, konsensus, dan ijtihad merupakan konsep-konsep yang sangat penting bagi artikulasi demokrasi islam dalam kerangka keesaan tuhan dan kewajiban-kewajiban manusia sebagai khalifah-Nya. Meskipun istilah-istilah ini banyak diperdebatkan maknanya, namun lepas dari ramainya perdebatan maknanya didunia islam, istilah-istilah ini memberi landasan yang efektif untuk memahami hubungan antara islam dandemokrasi di dunia kontemporer.
Perlunya musyawarah merupakan konsensus politik kekhalifahan manusia. Masalah musyawarah ini dengan jelas juga disebutkan dalam surat Asy-Syura ayat 28 yang isinya berupa perintah kepada para pemimpin dalam kedudukan apapun untuk menyelesaikan urusan mereka yang dipimpinnya dengan cara bermusyawarah. Dengan demikian, tidak akan terjadi sewenang-wenang dari seseorang pemimpin terhadap rakyat yang dipimpinnya. Oleh karen aitu perwakilan rakyat dalam sebuah negara Islam tercermin terutama dalam doktrin musyawarah (syura). Dalam bidang politik, umat islam mendelegasikan kekuasaan mereka kepda penguasa dan pendapat meraka harus diperlihatkan dalam menangani masalah negara (Tim Dosen PAIS, 2014:209).
F. Masyarakat Madani
Masayarakat madani adalah masyarakat yang beradap, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Karena itu didalam ilmu filsafat, sejak filsafat yunani sampai masa filsafat islam juga dikenal istilah madinah atau polis, yang berarti kota yaitu masyarakat yang maju dan berperadaban. Masyarakat madina menjadi simbol idealisme yang diharapkan oleh setiap masyarakat.
Kata madani merupakan penyifatan terhadap kota madinah, yaitu sifat yang ditunjukan oleh kondisi dan sisyem kehidupan yang berlaku di kota madinah. kondisi dan sistem kehidupan menjadi popular dan dianggap ideal untuk menggambaraan masyarakat yang islami, sekalipun penduduknya terdiri dari berbgai macam keyakinan. Mereka hidup dengan rukun, saling membantu, taat hukum, dan menujjukan kepercayaan penuh terhadap kepemimpinannya. Al-Qur’an menjadi konstitusi untuk menyelesaikan berbagai persoalan hidup yang terjadi diantara penduduk madinah.
Perjanjian madinah berisi kesepakatan ketiga unsur masyarakat untuk saling tolong-menolong, menciptakan kedamaian, dalam kehidupan social, menjadikan Al-Qur’an sebagai konstitusi, menjadikan rasulullah saw sebagai pemimpin yang ketaatan penuh terhadap keputusan-keputusannya, dan memberikan kebebaan bagi penduduknya untuk memeluk agama serta beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
Masyarakat madani sebagai masyarakat ideal memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.      BerTuhan
2.      Damai
3.      Tolong-menolong
4.      Toleran
5.      Keseimbanagn antara hak dan kewajiban social
6.      Berperadaban tinggi
7.      Berakhlak mulia
G. Ayat-ayat yang Berkaitan dengan Politik Islam
1. Firman Allah dalam surat al-Nisâ’ [4]: 58-59
Dasar-dasar pemerintahan, perintah menunaikan amanah, menegakkan keadilan, dan kembali kepada Allah, Rasul-Nya dan ulil amri dalam setiap masalah.
[4]Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat[5 kepada yang berhak menerimanya[6], dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil[7]. Sesungguhnya Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu[8]. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar[9] lagi Maha melihat[10]. 59. [11]Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad)[12], dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu[13]. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu[14], maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya)[15], jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian[16]. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)[17] dan lebih baik akibatnya. (QS al-Nisâ’ [4]: 58-59)
Ayat di tersebut dinilai oleh para ulama sebagai prinsip-prinsip pokok yang menghimpun ajaran Islam tentang kekuasaan dalam pengertian tanggung jawab terhadap amanahnya serta kekuasaan Allah. Hal ini menandakan bahwa semua aspek kehidupan manusia telah diatur oleh Allah melalui konstitusi yang ada di dalam al-Qur’an, ini menandakan adanya syumuliatul Islam –kesempurnaan Islam.
 2. Firman Allah surat al-Mâidah [5]: 18
Kekuasaan paling hakiki adalah millik Allah. Allah adalah pemilik segala sesuatu, sesuai yang difirmankan di dalam surat al-Mâidah [5]: 18,
…dan milik Allah seluruh kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya[20], kepada Allah-lah semua akan kembali. (QS al-Mâidah [5]: 18)
 3. Firman Allah surat Ali’Imrân [3]: 26
Allah menganugerahkan kepada manusia sebagian kekuasaan-Nya. Di antara yang menerima kekuasaan (amanah) tersebut ada yang berhasil melaksankan tugasnya dengan baik karena mengikuti prinsip-prinsip kekuasaan  dan ada pula yang gagal.
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
26. [22]Katakanlah, “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau mencabut kekuasaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki[23] dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki[24]. Di tangan Engkaulah[25] segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu[26]. (QS Ali ‘Imran [3]: 26)
 4. Firman Allah surat Shâd [38]: 26
Kekuasaan yang berorientasi pemerintahan (kekuasaan politik) yang mempunyai mekanisme politik telah tertuang di dalam al-Qur’an surat Shâd ayat 26,
يَا دَاوُدُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الأرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ.
26. (Allah berfirman), “Wahai Dawud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi[28], maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil[29] dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu[30], karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh, orang-orang yang sesat dari jalan Allah[31] akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan[32]. (QS Shâd [38]: 26)
5. Firman Allah surat al-Baqarah [2]: 251
Di surat ini, Allah memberi Daud kerjaan dan hikmah dan mengajarinya apa yang Allah  kehendaki.
فَهَزَمُوهُمْ بِإِذْنِ اللَّهِ وَقَتَلَ دَاوُدُ جَالُوتَ وَآتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَهُ مِمَّا يَشَاءُ وَلَوْلا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَفَسَدَتِ الأرْضُ وَلَكِنَّ اللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِينَ.
251. Maka mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah, dan (dalam peperangan itu) Dawud[34] membunuh Jalut, kemudian Allah memberinya (Daud) kerajaan dan hikmah[35], dan mengajarinya apa yang Dia kehendaki[36]. Jika Allah tidak melindungi sebagian manusia dengan sebagian dengan sebagian yang lain[37], niscaya rusaklah bumi ini[38]. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas seluruh alam[39]. (QS al-Baqarah [2]: 251)
Kekuasaan yang Allah amanahkan akan memberikan kemaslahatan yang cukup banyak. Amanah risalah dalam pengertiannya yang luas menegaskan bahwa manusia adalah makhluk siyasah yang bertanggungjawab atas terpeliharanya keteraturan hidup di tengah-tengah masyarakat manusia dan lingkungan hidupnya, sedangkan siyasah memakmurkan bumi dalam islam memiliki tujuan antara dan sekaligus menjadi cara, jalan dan sarana untuk meraih tujuan yang lebih mulia dan lebih abadi, yaitu keselamatan kehidupan yang lebih bermakna dan kekal, kehidupan akhirat.[40]
 6. Firman Allah surat al-Mâidah [5]: 8
Pemerintah wajib menegakkan keadilan dalam setiap perkara, karena hal ini sesuai dengan firman Allah terkait menegakkan keadilan dalam menunaikan persaksian.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ .
8. Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah[42], (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil[43]. Berlaku adillah[44]. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa[45]. Dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan[46]. (QS al-Mâidah [5]: 8)
 7.  Hadits tentang pemimpin dan tanggungjawab atas apa yang dipimpinannya.
Setiap orang dari kita adalah pemimpin, dan setiap kita akan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.
عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
1206- Dari Ibnu Umar, dari Nabi Muhammad, beliau telah bersabda, “Setiap orang dari kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungan jawab terhadap apa yang di pimpinnya. Seorang raja adalah pemimpin bagi rakyatnya dan ia akan dimintai pertanggungan jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin bagi anggota keluarganya dan ia akan dimintai pertanggunganjawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang istri adalah pemimpin bagi rumah tangga suami dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggungan jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang hamba sahaya adalah pemimpin bagi harta tuannya dan ia akan dimintai pertanggungan jawab atas apa yang dipimpinnya. Ketahuilah bahwa setiap orang dari kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungan jawab atas apa yang dipimpinnya.” (HR Muslim 6/8)






BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Politik Islam adalah segala urusan dan tindakan berupa kebijakan dan siasat mengenai pemerintah negara dan terhadap negra lain dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dengan mengacu kepada Al-Quran dan Al-Hadist.
Politik islam didasarkan pada tiga prinsip, yakni:
a.       Hakimiyyah Ilahiyyah (Tauhid). Tauhid artinya mengesakan Allah swt.
b.      Risalah. Risalah merupakan medium perantara penerimaan manusia terhadap hukum-hukum Allah swt.
c.       Khalifah. Khilafah bererti pemimpin atau perwakilan.
Prinsip politik islam secara umum yakni:
a.  Musyawarah
b.  Keadilan
c.  Kebebasan
d. Persamaan
e.  Hak menghisab pihak pemerintah
     Tujuan diadakannya politik islam adalah sebagai berikut:
a.       Memelihara keimanan.
b.      Melaksanakan proses pengadilan dikalangan rakyat dan menyelesaikan masalah dikalanganorang-orang yang berselisih.
c.       Menjagakeamanan daerah-daerah Islam.
d.      Melaksanakan hukuman-hukuman yang telah ditetapkan syarak.
e.       Menjaga perbatasan negara dengan berbagai persenjataan.
f.       Melancarkan jihad terhadap golongan yang menentang Islam.
g.      Mengendalikan urusan pengutipan cukai, zakat, dan sedekah sebagaimana yang ditetapkan syarak.
h.      Mengatur anggaran belanjawan dan perbelanjaan daripada perbendaharaan negara.
i.        Melantik pegawai-pegawai yang cekap dan jujur untuk mengawal kekayaan negara dan menguruskan hal ihwal pentadbiran negara.
j.        Menjalankan pengawalan dan pemeriksaan yang rapi dalam hal ihwal awam.
Norma-norma dalam pelaksanaan politik islam adalah:
1.      Politik merupakan alat / sarana untuk mencapai tujuan, bukan dijadikan sebagai tujuan akhir atau satu-satunya.
2.      Politik islam berhubungan dengan kemslahatan umat.
3.      Kekuasaan mutlak adalah milik Allah swt.
4.      Manusia diberi amanah sebagai khalifah untuk mengatur alam ini secara baik.
5.      Pengangkatan pemimpin didasari atas prinsip musyawarah.
6.      Ketaatan kepada pemimpin wajib hukumnya setelah taat kepada Allah swt dan Rasul.
7.      Islam tidak menentukan secara eksplisit bentuk pemerintahan negara.
Demokrasi islam dianggap sebagai sistem yang mengekuhkan konsep-konsep islam yang sudah lama berakar, yaitu musyawarah (syura), persetujuan (ijma’), dan penilaian interpretative yang mandiri (ijtihad).
Masayarakat madani adalah masyarakat yang beradap, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Karena itu didalam ilmu filsafat, sejak filsafat yunani sampai masa filsafat islam juga dikenal istilah madinah atau polis, yang berarti kota yaitu masyarakat yang maju dan berperadaban. Masyarakat madina menjadi simbol idealisme yang diharapkan oleh setiap masyarakat.
Ayat tentang politik  islam memang tidak menjelaskan pengertian politik secara harfiah, namun di dalam ayat disebutkan bagaiamana pelaksanaan politik islam yang baiak dan benar, norma dan hukum yang berlaku dan bagaiaman sebenarnya tujuan utama yang harus dicapai dan mengapa kita perlu melaksanakan politik islam itu sendiri.
B. Saran
        Manusia bukanlah makhluk yang sempurna, meskipun dikalangan makhluk ciptaan Allah swt. manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang diberi akal dan juga nafsu. Namun, dibalik kata sempurna tersebut, sebenarnya manusia tidak ada secuilpun kata kesempurnaan dimata Allah swt. Begitu juga dengan penulis, dalam penyelesaian makalah ini, penulis masih memiliki kekurangan, mulai dari sumber buku yang kurang memadai, hingga peyampaian yang dirasa kurang memuaskan hati pembaca. Untuk itu untuk kesempurnaan makalah selanjutnya dengna judul yang sama, penulis menyarankan kepada pembuata makalha selanjutnya agar dapat menyempurnakan kekurangan tersebut.








DAFTAR PUSTAKA
Tim dosen PAIS. 2014. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum. Padang. UNP PRESS.
ttps://id.wikipedia.org/wiki/Politik_Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar