Minggu, 02 Oktober 2016

Laporan Praktikum Geografi Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM TANAH
KELURAHAN LUBUK MINTURUN KECAMATAN KOTO TENGAH
KOTA PADANG
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester Ganjil Mata Kuliah
Geografi Tanah




Disusun Oleh
Nama : Jellyana
NIM / BP : 15045073 / 2015


PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2015





KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum tanah ini, sehingga dapat disajikan guna memenuhi tugas mata kuliah praktikum tanah. 
Penulis meucapkankan terimakasih kepada pihak-pihak yang baik secara langsung ataupun tidak langsung telah membantu terselesaikanya laporan ini, terutama  kepada bapak/ibu selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan mengarahkan kami dalam penyusunan laporam praktikum ini.
Laporan ini dibuat berdasarkan data-data yang telah diperoleh dilapangan, setelah melakukan penelitian di Kelurahan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang pada hari Sabtu, 12 Desember 2015. Data-data tersebut kemudian diolah sehingga mudah dalam pemahamanya.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan beberapa peralatan yang telah dsiapkani sebelumnya untuk membantu dalam proses penelitian tanah ini. Selain itu penulis juga memilih lokasi penelitian yang baik sehingga dapat memudahkan dalam proses identifikasi profil tanah.
Dengan terselesaikanya laporan praktikum ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi pribadi penulis khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dan semoga dengan laporan pratikum ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pmbaca mengenai profil, tesktur, dan sifat-sifat fisik tanah. 
Dan besar harapan penulis kepada sumbangan semua pihak atas saran dan kritik yang membangun sehingga dapat menyempurnakan laporan praktikum ini. Dan penulis ucapkan terimakasih.



Padang, Desember 2015


Penulis




DAFTAR ISI

                                                                                                                                                Halaman
K
ATA PENGANTAR
D
AFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penelitian.
C. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanah
B. Horizonisasi Tanah
C. Profil dan Sifat Fisik Tanah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN 
           A. Tema
           B. Waktu dan Tempat.
           C. Cara Kerja
BAB V KESIMPULAN
           A. Kesimpulan
           B. Saran
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Tanah merupakan akumulasi tubuh alam bebas yang menempati sebagian besar permukaan bumi yang merupakan hasil-hasil proses fisika, kimia, dan biologi, dapat menumbuhkan tanaman, memiliki sifat akibat pengaruh iklim dan jasad hidup terhadap bahan induk dan kondisi topografi dan dalam jangka waktu tertentu.
Tanah terdiri dari tiga komponen: padat (butir pasir, debu, liat dan bahan organik), cair (air di dalam pori tanah), dan udara (di dalam pori atau rongga tanah). Untuk mendukung pertumbuhan tanaman, ketiga komponen tersebut harus berada dalam keadaan seimbang. Bila tanah terlalu basah (hampir semua pori diisi air), maka akan kekurangan udara sehingga akar tanaman sulit bernapas. Sebaliknya, bila tanah terlalu kering (kekurangan air), walaupun cukup udara, dapat menyebabkan tanaman layu.
Faktor pemebentuk tanah merupakan faktor yang menentukan dalam pembentukan jenis-jenis tanah. Menurut Jenny, seorang ahli tanah Amerika pada tahun 1941 mengemukakan bahwa banyak sekali faktor-faktor pembentuk tanah, namun yang terpenting diantaranya adalah bahan induk, iklim, organisme, bentuk wilayah/topografi, dan waktu.

Untuk meneliti sifat-sifat tanah di lapangan dan mengklasifikasikannya ke dalam suatu ordo, maka kita dapat melakukan suatu pengamatan melalui profil tanah. Dengan mengamati profil tanah, kita dapat menganalisa tekstur, struktur, konsistensi, warna tanah, bahan organik, aktivitas fauna, perakaran yang terdapat dalam tanah, dan sebagainya pada suatu wilayah yang akan diteliti. Selain itu, untuk mendapatkan sifat-sifat tanah secara kualitatif, mulai dari analisis tekstur, bahan organik, bulk density, pH tanah, N-total, KTK, Cole dan lain sebagainya dilakukan uji laboratorium.


B. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan diadakannya penelitian ini bagi individu penulis adalah untuk mengetahui bagaimana cara  mengklasifikasikan suatu jenis tanah pada suatu wilayah dengan cara mengamati secara langsung dilapangan meliputi pengamatan profil tanah, yang dibagi atau dibatasi per-lapisan dengan mengamati beberapa parameter diantaranya warna tanah, tekstur, struktur, konsistensi, dan lain-lain. Dan juga untuk mengetahui sifat-sifat tanah dengan mengujinya dilaboratorium untuk mendapatkan data kuantitatif.

C. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah
1.Bagi individu penulis, sebagai pengaplikasian materi pada mata pelajaran geografi, pengaplikasian keterampilan dalam memahami konsep geografi.
2.Sebagai informasi yang dapat digunakan pembaca tentang tanah, bentuk wilayah dan keadaan geografis Kelurahan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang.
3.Membantu dalam pengambilan keputusan tentang  penggunaan lahan dan rencana pengembangan wilayah Kelurahan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang.



















BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanah
Tanah merupakan akumulasi tubuh alam bebas (natural body) yang menempati sebagian besar permukaan bumi yang merupakan hasil-hasil proses fisika, kimia dan biologi, dapat menumbuhkan tanaman, memilki sifat akibat pengaruh iklim dan jasad hidup terhadap bahan induk dalam kondisi topografi tertentu dan dalam jangka waktu tertentu pula
Dalam geografi tanah terdapat 3 konsep dasar yang dipakai, sebagai berikut :
1. Konsep Pedology
Konsep pedology merupakan konsep dasar ilmu tanah yang dikemukakan oleh Dokuchaive seorang ahli ilmu tanah Rusia. Pedo artinya gumpal tanah / pedon artinya tubuh tanah. Konsep pedoplogy menekankan pada asal mula dan pembentukan tanah yang tercakup dalan genesis tanah, nama-nama, sistematik, sifat kemampuan dan penyebaran berbagai jenis tanah yang tercakup dalam klasifikasi tanah dan pemetaan tanah. manfaat pedology untuk mengetahui sifat dan tabiat tanah serta persoalan kalsifikasi tanah dan survey tanah yang menganggap tanah sebagai suatu satuan dalam alam yang menghubungkan ilmu pengetahuan dasar (fundamental sciences). Pedology merupakan konsep utama yang mendukung ilmu geografi tanah.
2. Konsep Edhapology
Konsep ini dikemukakan oleh Dr. H. L.Jones dari Cornell University Inggris. Edhapon artinya bahan tanah yang subur. Konsep ini menekankan pada penggunaan tanah dalam bidang pertanian, yaitu untuk mengetahui hubungan antara tanah dengan tanaman tingkat tinggi dengan tujuan untuk mendapatkan produksi pertanian se-ekonomis mungkin.
3. Konsep Lahan
Lahan merupakan lingkungan fisik yang terdiri dari iklim,relief, tanah, air, dan vegetasi, serta benda yang ada diatasnya sepanjang pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Penggunaan lahan umumnya ditentukan oleh kemampuan lahan atau kesesuaiannya dalam penggunaan pertanian, industri, perdagangan, permukiman dan lain sebagainya. Penggunaan dan pemanfaatan  lahan yang optimal sesuai dengan daya dukungnya hanya dapat dilakukan  apabila tersedia informasi lahan pada masing-masing wilayah yang bersangkutan.
Komponen utama penyusun lahan adalah sebagai berikut :
1.Iklim
2.Air
3.Bentuk lahan
4.Topografi
5.Tanah
6.Formasi geologi
7.Vegetasi
8.Organisme/hewan
9.Manusia, dan
10.  Produk budaya manusia
B. Horizonisasi Tanah
            Horizonisasi (perkembangan tanah azazi) merupakan proses pembentukan horizon tanah . Ada 5 jenis horizonisasi, berikut penjelasannya
1. Horizon O
Horizon O meruapakn lapisan segar maupun telah membusuk di atas horizon mineral. Sebagai batas kandungan bahan organik horizon ini adalah 30% atau lebih, jika tanah bertekstur liat, kandungan bahan organiknya >50%, atau kandungan bahan organik >20% jika tanahnya tidak mengandung partikel lempung. Warna umumnya gelap sampai hitam. Horizon ini dibedakan atas :
a. Horizon O1, merupakan orizon organik yang dicirikan oleh bahan organiknya masih mempunyai ciri dan bentuk terlihat jelas dengan mata biasa serupa dengan bahan asalnya, seperti tulang daun, batang, sisa tubuh hewan, hypae fungi masih terlihat jelas. Lapisan ini disebut dengan lapisan mulsa.
b. Horizon O2, dicirikan oleh sisa tumbuhan dan hewan sudah menampakkan ciri terlapuk sehingga bentuknya sudah berubah dari bentuk bahan asalnya. Horizon ini berwujud penimbunan bahan organik berwarna hitam yang disebut humus.
2. Horizon A
        Horizon A terbentuk karena proses pemindahan bahan-bahan tanah dari lapisan permukaan ke lapisan bawah permukaan. Secara morfologi, horizon A dicirikan oleh tekstur yang kasar dan kadar lempug lebih sedikit daripada horizon dibawahnya. Struktur tanahnya umunya butir atau remah. Konsistensi umunya lunak dan gembur. Horizon ini dibedakan atas :
a. Horizon A1, merupakan horizon mineral yang terbentuk pada lapisan atas. Dengan ciri-ciri percampuran bahan mineral dengan bahan organik terlihat. Partikel mineral umunya diselimuti bahan organik sehingga memberi warna hitam pada horizon.
b. Horizon A2, disebut juga horizon elluviasi maksimal, karena bahan organik Fe terlindi ke lapisan bawah, sehingga pada horizon akan tertinggal SiO2 kasar. Hal ini menyebabkan horizon ini lebih berwarna cerah, terkstur kasar, srtukur tanah remah atau butir dan konsisten umunya gembur.
c. Horizon A3, merupakan horizon peralihan ke horizon B, tetapi warna lebih mendekati warna horizon A2. Peralihan horizon ini kurang jelas dan hanya menampakkan ciri dan warna campuran, sehingga horizon ini diberi smbol AB jika beralih ke horizon B dan Ac jika beralih ke horizon C.
3. Horizon E
Horizon E merupakan horison mineral yang telah tereloviasi (tercuci) sehingga kadar BOT, liat silikat, Fe dan Al rendahtetapi kadar pasir & debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi serta berwarna terang.
4. Horizon B
            Horizon B mulai terbentuk dari dasar bahan induk ke atas denagn dicirikan oleh kemampatan karena penimbunan butir-butir halus dari lapisan atas (horizon A). Mempunyai trkstur halus, dan terjadi akumulasi endapan CaCO3, MgCO3, gips dan lain-lain. Horizon ini dbedakan atas :
a. Horizon B1, merupakan horizon peralihan dari horizon A, tetapi mempunyai warna dan ciri horizon B.
b. Horizon B2, merupakan horizon illuvasi maksimal, sehingga warna tanah lebih kelam, tekstur halus, dan struktur umumnya padat (gumpal).
c. Horizon B3, merupakan horizon peralihan dari horizon B ke horizon C atau R dengan warna dan ciri lebih mendekati warna dan ciri horizon B2. Jika memperlihatkan campuran yang sukar dibedakan dengan horizon C, maka disimblkan dengan horizon BC atau BR jika dengan horizon R.
5. Horizon C
        Horizon C atau lapisan bahan induk ini berupa kerekel atau lapukan awal dari batuan dibawahnyadan merupakan awal pembentukan dan perkembangan tanah, serta tidak memperlihatkan ciri-ciri horizon A atau horizon B.
6. Horizon R
        Horizon R merupakan lapisan batuan keras dan padat, serta dianggap sebagai batuan induk tanah.
Lapisan tanah dibedakan atas :
1.Solum tanah, yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: O - A - E - B.
2.Lapisan tanah, atas (top soil) yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: O - A.
3.Lapisan tanah permukaan (surface siol), digunakan untuk pengolahan tanah.
4.Sub Surface soil, bagian horizon A yang terdapat di bawah surface soil.
5.Sub soil, merupakan keseluruhan dari horizon B.
6.Substratum, merupakan lapisan bawah solum, baik horizon C atau horizon R.
Berikut gambar dari horizon pada tanah




C. Profil dan Sifat Fisik Tanah

1. Profil Tanah
Profil tanah merupakan urutan susunan horizon yang tampak dalam anatomi tubuh tanah yang berbentuk bujur sangkar dan vertikal kedalam tanah, serta merupakansuatu media untuk mempelajari morfologi tanah.Syarat-syarat pengamatan rofil atnah adalah sebagai berikut :
a. Vertikal
b. Baru, bukan merupakan tanah bekas galian
c. Tidak terkena langsung dengan sinar matahari

2. Sifat fisik tanah
Dalam pengamatan morfologi tanah pada profil tanah sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi sifat-sifat fisika tanah. Sifat-sifat fisika tanah yang diamati dan dipelajari adalah sebagai berikut :       
a. Warna Tanah
Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah. Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Berdasarkan Munsell Soil Color Chart,yang berupa buku yang berupa diagram warna baku yang tersusun atas 3 variabel yaitu:
1).Hue, Hue adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya.
2).Value, Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan.
3).Chroma, Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. Chroma didefiniskan juga sebagai gradasi kemurnian dari warna atau derajat pembeda adanya perubahan warna dari kelabu atau putih netral (0) ke warna lainnya.

b. Tesktur
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:
1). Pasir : apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan.
2). Pasir berlempung : apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah sekali hancur.
3). Lempung berpasir : apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur.
4). Lempung : apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
5). Lempung berdebu : apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat.
6). Debu : apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat.
7). Lempung berliat : apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.
8). Lempung liat berpasir : apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur.
9). Lempung liat berdebu : apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat.
10). Liat berpasir : apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.
11). Berdebu : apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.
12). Liat : apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan.

c. Struktur
Dibedakan atas :
1). Granular, yaitu struktur tanah yang berbentuk granul, bulat dan porous, struktur ini terdapat pada horison A.
2). Gumpal (blocky), yaitu struktur tanah yang berbentuk gumpal membuat dan gumpal bersudut, bentuknya menyerupai kubus dengan sudut-sudut membulat untuk gumpal membulat dan bersudut tajam untuk gumpal bersudut, dengan sumbu horisontal setara dengan sumbu vertikal, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim basah.
3). Prisma (prismatik), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya rata, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
4). Tiang (columnar), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya membulot, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
5). Lempeng (platy), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih kecil daripada sumbu horizontal, struktur ini ditemukan di horison A2 atau pada lapisan padas liat.
6). Remah (single grain), yaitu struktur tanah dengan bentuk bulat dan sangat porous, struktur ini terdapat pada horizon A.
d. Konsistensi
Konsistensi tanah adalah tingkat kerekatan antar partikel-partikel tanah dalam keadaan tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor alam. Konsistensi tanah dapat dibedakan antara lain :
1). Konsistensi dalam keadaan basah
·         Tidak lekat, tidak ada adhesi pada jari.
·         Agak lekat, sedikit adhesi tanah pada jari.
·         Lekat, ada adhesi tanah pada jari dan kalau dipijit akan memampar.
·         Sangat lekat, adhesi tanah menempel pada jari yang sukar dilepaskan.
·         Tak liat, tidak dapat membentuk gulungan kecil.
·         Agak liat, dapat dibentuk gulungan-gulungan kecil yang mudah diubah bentuknya.
·         Liat, dapat membentuk gulungan-gulungan kecil dan bentuk-bentuk tertentu yang hanya dapat diubah bentuknya dengan ditekan.
·         Sangat liat, dapat membentuk gulungan-gulungan kecil dan hanya dapat diubah bentuknya dengan pijitan yang kuat.
2). Konsistensi dalam keadaan lembab
·         Lepas-lepas, tidak ada adhesi pada butir-butir tanah.
·         Sangat gembur, tanah dipijit akan mudah hancur.
·         Gembur, tanah dipijit kuat baru hancur.
·         Teguh, tanah dipijit kuat baru hancur.
·         Sangat teguh, ditekan kuat baru hancur.
·         Luar biasa teguh, tekanan yang sngat kuat baru hancur.
3). Konsistensi dalam keadaan kering
·         Lepas, tidak ada kohersi.
·         Lunak, kohersi tanah lemah, sehingga ditekan sedikit tanah hancur.
·         Agak keras, sedikit tahan terhadap pijatan tangan.
·         Keras, tanah pecah dengan tekanan kuat.
·         Sangat keras, tanah tidak dapat dipecahkan dengan jari.
·         Luar biasa keras, tanah dapat dipecahkan dengan pukulan palu.






































BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

                    Dalam pelaksanaan praktikum tanah, memiliki tahapan-tahapan tertentu, mulai dari survey, persiapan hingga tahap akhirnya yang kesemuanya perlu dilakuakan secara berurutan agar lebih mudah dilaksanakan. Tahap-tahap tersebut meliputi :
1. Survey Tanah
                    Survey biasanya dihubungkan dengan pemetaan tanah. Survey merupakan pengamatan ciri-ciri atau sifat-sifat tanah dilapangan untuk memperoleh data lapangan dan data laboratorium yang lengkap sebagai bahan pembuatan peta tanah. Survey dilakukan selain untuk menentukan tingkat kapabilitas atau kemampuan lahan secara keseluruhan, juga dilakukan sebagai bahan untuk pemetaan tanah dalam hubungannya dengan penentuan klasifikasi dan taxonomi tanah.
                    Berdasarkan macam keperluannya, maka survey tanah dapat dipandang dari dua segi, yaitu :
a.   Untuk memberikan / menyediakan informasi kepada pemakai tentang tanah, bentuk wilayah dan kedaan lainnya.
b. Untuk menyediakan informasi yang akan membantu pengambilan keputusan tentang penggunaan lahan dan rencana pengembangan wilayah yang akan disurvey.
2. Tahap Persiapan
               Sebagai landasan untuk dapat melakukan survey tanah dan membantu kesempurnaan kerja lapangan, seorang peneliti harus lebih dulu memahami segala sesuatu mengenai klasifikasi tanah dan survey tanah. Alat yang digunakan dalam survey tanah adalah berupa peta topografi, peta geologi, peta penggunaan lahan, dan peta pendukung lainnya. Alat lain yang digunakan seperti, altimeter, buku Munsell Soil Color Chat, pisau, rol meter, cangkul, daftar isian, kertas label, plastik, alat tulis. Penemuan titik sampel dilapangan (berdasarkan koordinat titik sampel di peta) digunakan GPS (Global Position System).
3. Tahap Lapangan
                        Setelah dilakukan survey tanah, pekerjaan selanjutnya yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Pengamatan profil tanah
Langkah-langkah pengamatan profil tanah :
1). Pengambilan contoh tanah
Pengambilan contoh tanah merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam penelitian tanah khususnya dalam kegiatan survei dan pemetaan tanah. Contoh tanah yang diambil menjadi sample atau mewakili (representiative) satuan-satuan tanah. Contoh tanah merupakan refleksi dari satu titik pengamatan yang diwakili hanya dengan beberapa kilogram tanah.Selanjutnya tanah yang hanya beberapa kilogram dari contoh tersebut dianggap mewakili wilayah yang luas hingga puluhan hektar atau km2.
2). Memberikan batas antar horizon
Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam pengelompokan horizon tanah sehingga mempermudah dalam mempelajari setiap horizon tanah. Setiap horizon tanah yang diteliti akan dicatat dalam tabel hasil penelitian.
3). Mengukur profil tanah
Pengukuran dilakukan dari atas sampai kebawah dam dicatat hasilnya tiap horison sehingga kita tau ketebalan tiap-tiap horizon tanah
4). Membedakan antara horizon tanah
Untuk membedakan tiap horizon tanah tentu kita harus mengetahui terlebih dahulu ciri-ciri tiap horizon tanah sehingga kita dapat menentukan termasuk horizon apa pada lapisan tersebut. Kita dapat membedakan dari warna dan tesktur tiap-tiap lapisan tanah.      
b. Identifikasi sifat fisik tanah
Adapun sifat fisik tanah yang perlu diidentifikasi yaitu :
1). Warna
Langkah-langkah :
·         Mengamati warna tanah di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung sehingga kejelasan warna dapat dilihat
·         Menentukan warna tanah pada tiap-tiap horizon
·         Mengambil contoh tanah lembab (jika mungkin kering dan lembab)
·         tanah yang digunakan tidak mengkilap (kecuali pada warna bidang struktur). Untuk tujuan khusus, perlu ditambahkan warna tanah setelah dihancurkan atau diremas
2). Tekstur
Langkah-langkah :
·         Mengambil sampel tanah dari tiap-tiap horizon
·         Menekan contoh tanah tersebut dengan jari telujuk dan jempol
·         Kemudian merasakan tesktur tanah tersebut halus kasar atau butir jadi kita dapat menentukan tesktur tanah tersebut ternasuk pasir, liat atau debu
·         Mengamati contoh tanah tersebut dalam keadaan basah dengan cara membasahi contoh tanah
·         Kita menekan contoh tanah tersebut dan mengamati pada waktu contoh tanah basah
·         Kita juga dapat mengunakan tabel dalam menetukan tesktur tanah
3). Struktur
Langkah-langkah :
·         Menyiapkan contoh tanah yang diamati
·         Menyiapkan materi jenis-jenis struktur tanah untuk memudahkan dalam menentukan struktur tanah
·         Kita liat tanah tiap-tiap horizon tanah dan kemudian membedakan bentuk-bentuk struktur tanah tersebut
·         Mencatat hasil identifikasi kedalan tabel yang sudah disiapkan
4). Konsistensi
Langkah-langkah :
·         Mengambil contoh tanah dari tiap horizon tanah
·         Mengamati contoh tanah tersebut
·         Membasahi tanah tersebut agar mudah dibentuk
·         Membentuh tanah tersebut menjadi lilitan bulat panjang
·         Mengamati lagi konsisitensi atau kemampuan tanah tersebut untuk dibentuk lilitan
c. Pengukuran kadar ph (derajat keasaman) tanah
Langkah-langkah :
·         Ambil sedikit sample tanah dan air aqua dengan perbandingan 1 : 1,
·         Masukkan dalam gelas aqua
·         Aduk-aduk hingga benar-benar homogen (merata)
·      Biarkan beberapa menit hingga campuran air dan tanah tadi memisah (tanahnyamengendap)
·      Setelah airnya terlihat agak jernih masukkan ujung kertas lakmus atau pH Indikator kedalam campuran tadi (sekitas 1 menit) tetapi jangan sampai mengenai tanahnya.
·      Tunggu beberapa saat sampai kertas lakmus atau pH indikator berubah warnanya.
·      Setelah warnanya stabil, cocokkan warna yang diperoleh oleh kertas lakmus atau pH indikator tadi dengan bagan warna petunjuknya.
·      Kita akan segera tahu pH tanah kita berapa.
4. Tahap Laboratorium
                        Kerja laboratorium dilakukan untuk mendapatkan data kuantitatif tanah, yaitu berupa analisis tekstur tanah, bahan organik dan pH tanah. Sebelum melakukan analisis kimia di laboratorium, dilakukan pengering-angin-an sampel tanah (tidak utuh) agar unsur-unsur tanah yang bersifat gas tidak hilang. Setelah sampel tanah dikering-angin-kan, dilakukan penghalusan tanah dengan menggunakan labu porselein dan di ayak dengan menggunakan ayakan 2mm dan dimasukkan ke dalam plastik serta siap di analisis.
               Syarat sampel tanah untuk di analisis adalah sampel tanah sesuai dengan tempat pengambilan sampel tanah, tidak ada perubahan sampel tanah sebelum di lakukan analisis dan sampel tanah yang di analisis true value untuk tujuan penelitian. Berikut beberapa Analisis yang dilakukan di laboratorium :
a. Analisis tekstur tanah
Bahan                          : H2O2 6% dan 30 %, Asam Astetat 99%, HCl 0,6, dan Natrium Hexa Metaphospat
Cara Kerja :
1. Timbang tanah yang sudah di ayak dengan ayakan 50µ
2. Masukkan ke dalam gelas piala 1000 ml dan tambahkan H2O2 6% sebanyak 30 ml
3. Tambahkan HCl 0,4 N sebanyak 45 ml, kocok dan biarkan semalam. Buang airnya dan tambahkan lagi Aquades dan ulangi cara ini sampai 3x.
4. Tambahkan Na Phiroposfat 0,0006 N sebanyak 20 ml dan kocok dengan pengocok horizontal selama 30 menit.
5. Saring dengan saringan 50µ, dan cairannya di tampung dengan gelas ukur 1000 ml.
6. Dari saringan ini akan didapat berat pasir, pasir ini dimasukkan kedalam cawan, kemuadian oven-kan selama 24 jam dengan suhu 1050 C.
7. Cukupkan volume cairan tersebut menjadi 1000 ml pada kedalaman 15 cm, kemudian kocok sampai homogen dan dipipet sebanyak 20 ml pada kedalaman 15 cm. Masukkan ke dalam cawan alumunium, panaskan pada pemanas air sampai airnya habis.
8. Masukkan ke dalam oven pada suhu 1050C selama 24 jam, kemudian timbang, sehingga di dapat berat debu dan liat.
9. Larutan yang telah dikocok hasil pemipetan debu dan liat di biarkan selama 3 jam 35 menit dengan suhu 270C (diletakkan pada bak sedimen).
10. Pipet dengan 20 ml kedalaman 5 cm, dimasukkan ke dalam cawan, keringakn di atas tungku pemanas sampai airnya habis, lalu masukkan ke dalam oven pada suhu 1050C selama 24 jam.
11. Timbang dan hitung berat debu hingga persentase pasir, liat dan debu. Kemudian Proyeksikan pada segitiga tekstur menurut USDA.
b. Analisis pH tanah
Alat dan bahan : Gelas ukur, indikator universal dan pengocok.
Cara kerja :
1. Timbang tanah yang sudah kering-angin 30 kg
2. Masukkan ke dalam gelas ukur
3. Tambahkan aquades sebanyak 30 ml
4. Kocok selama 5 menit
5. Masukkan kertas indicator universal
6. Lihat pH tanah yang tertera pada kertas indicator universal dari perubahan warna.
c. Analisis bahan organik
Alat dan bahan : Timbangan analitik, alumunium foil / lempengan alumunium, alkohol 90% dan korek api
Cara kerja :
1. Timbang tanah yang sudah kering-angin 30 gr
2. Letakkan di atas lempengan alumunium
3. Jenuhi dengan alkohol 90% dan bakar
4. Dinginkan tanah dan timbang, hitung % bahan organik




BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN


A. Tema : Menganalisis Morfologi Tanah dan Morfologi Lahan

B. Waktu dan Tempat

Hari dan Tanggal  : Sabtu, 12 Desember 2015
Tempat                   : Kel. Lubuk Minturun, Kec. Koto Tangah, Kota Padang, Prov. Sumatra Barat
Topografi              : Perbukitan
GPS Koordinat     : 1000 24’ 21,292” BT, 000 48’ 18,305” LS
Sistem Proyeksi     : Geografi

C. Cara Kerja

1. Pembuatan Profil Tanh
 a.Membuat lubang penampang harus besar, agar orang dapat mudah duduk atau berdiri di dalamnya agar pemeriksaan berjalan lancar.
b.Mengukur penampang 1,5 m x 1 m sampai bahan induk dan pemeriksaan di sisi lubang penampang ruang mendapat sinar matahari.
c.Tanah bekas galian jangan ditumpuk di atas sisi penampang pemeriksaan.
d.Penampang pewakil adalah tanah yang belum mendapat gangguan, misalnya timbunan serta jauh dari pemukiman.
e.Jika berair, maka air yang berada dalam penampang harus dikeluarkan sebelum pengamatan.
f.Melakukan pengamatan pada sinar matahari cukup (tidak terlalu pagi atau sore ).
2. Cara penggambilan sampel
a. Cara Pengambilan Sampel Tanah Utuh
·      Meratakan dan membersihkan lapisan yang akan diambil, kemudian meletakan ring sampel tegak lurus (bagian runcing menghadap ke bawah) pada lapisan tanah tersebut.
·   Menekan ring sampel sampai ¾ bagiannya masuk ke dalam tanah.
·      Meletakkan ring sampel lain tepat di atas ring sampel pertama, kemudian tekan lagi sampai bagian bawah dari ring sampel kedua masuk ke dalam tanah (10 cm).
·         Menggali ring sampel beserta tanah di dalamnya dengan cangkul.
·         Memisahkan ring sampel kedua dari ring sampel pertama dengan     hati-hati, kemudian potonglah kelebihan tanah yang ada pada permukaan dan bawah ring sampel sampai permukaan rata dengan permukaan ring sampel.
b. Cara Pengambilan Sampel Tanah Terganggu
·         Ambillah tanah dengan sendok tanah atau pisau sesuai dengan lapisan yang akan diambil, mulailah dengan lapisan paling bawah.
·         Masukkan dalam kantong plastk yang telah di beri label.


D. Profil Tanah Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh di lapangan dapat dilihat pada tabel berikut ini:



Tabel Hasil Pengamatan Profil Tanah di wilayah Kel. Lubuk Minturun, Kec. Koto Tangah, Kota Padang, Prov. Sumatra Barat


1. Tanah

No
Indikator
Tolak Ukur
Indeks
1
Warna Tanah
Kuning
3
Coklat
4
2
Struktur Tanah
Bentuk : Gumpal Membulat
5
Tingkat Perkembangan Struktur : Sedang
2
Bentuk Struktur Lempeng, Granuler dan Remah : Sangat Halus (<1mm)
1
Bentuk Struktur Gumpal Membulat dan Menyudut : Sangat Halus (<5mm)
2
Bentuk Strultur Prismatik dan Tiang : Sangat Halus (<10mm)
2
3
Profil Tanah
Horizon O
1
Horizon A
2
4
Tekstur Tanah
Liat Berpasir
3
5
Konsistensi Tanah
Dalam Keadaan Lembab : Teguh
4


2. Kelerengan

No
Indikator
Tolak Ukur
Indeks
1
Kemiringan Lereng
Kelas II : Landai (8-15 %)
2


3. Penutup Lahan

No
Indikator
Tolak Ukur
Indeks
1
Penggunaan Lahan
Kebun Campur
2

Guna Lahan                                                          : Perkebunan Campur
Persentasi Tutupan Vegetasi Lahan                   : -Kanopi : <75%
  -Alas : <50%
Jenis Tanaman Keras dan Tanaman Pangan   : Kayu  Manis, Jengkol, Rambutan dan Durian.



























BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1.      Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada profil ini lapisan pertama kedalamannya 34 cm, batas lapisan baur 27 cm, topografi landai (8-15), warna tanah yang di ambil sebagai sampel kuning dan coklat tua, bentuk struktur gumpal membulat, tingkat perkembangannya sedang, bentuk struktur lempeng, granuler dan remah sangat halus, bentuk struktur gumpal membulat dan gumpal menyudut sangat halus bentuk struktur prismatik dan tiang sangat halus, profil tanah dengan horizon O dan A, dengan tekstur liat berpasir, konsistensi tanah teguh, indikator penggunaan lahan kebun campur dengan jenis tanaman kayu manis, jengkol, rambutan durian dan tanaman keras lainnya.
2.      Pembentukan tanah di lokasi penelitian dipengaruhi oleh faktor topografi, waktu, iklim dan aktifitas manusia.

B. Saran

Melihat hasil penelitian yang telah di lakukan, peulis berharap agar lahan tersebut di optimalkan kembali dalam produktivitasnya agar dapat memaksimalkan keuntungan. Dan juga penambahan penanaman tanaman pangan lain.





















DAFTAR PUSTAKA


Khairani. 2009. Geografi Tanah : Suatu Tinjauan Teoritis, Metodologis, dan Aplikasi Proposal Penelitian. UNP Express : Padang.

S.Pedro A., 1993. SifatdanPengelolaan Tanah, Tropika; Bandung
http;//www.praktikumilmutanah_sampeltanah+utuh+terganggu.com
Wikipedia. 2015. Fungsitanah. From http://id.wikipedia.org/wikw/fungsi-tanah
Wikipedia. 2015. Horizon tanah. From http://id.wikipedia.org/wiki/horizon-tanah


Semoga bermanfaat.
Jellyana73