LAPORAN PRAKTIKUM TANAH
KELURAHAN LUBUK MINTURUN KECAMATAN KOTO TENGAH
KOTA PADANG
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester Ganjil Mata
Kuliah
Geografi Tanah
Disusun Oleh
Nama : Jellyana
NIM / BP : 15045073 / 2015
PRODI PENDIDIKAN
GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan hidayahnya, penulis
dapat menyelesaikan laporan praktikum tanah ini, sehingga dapat disajikan guna
memenuhi tugas mata kuliah praktikum tanah.
Penulis meucapkankan terimakasih
kepada pihak-pihak yang baik secara langsung ataupun tidak langsung telah
membantu terselesaikanya laporan ini, terutama
kepada bapak/ibu selaku
dosen pembimbing yang telah membantu dan mengarahkan kami dalam penyusunan
laporam praktikum ini.
Laporan ini dibuat berdasarkan
data-data yang telah diperoleh dilapangan, setelah melakukan penelitian di
Kelurahan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang pada hari Sabtu,
12 Desember 2015. Data-data tersebut kemudian diolah sehingga mudah dalam
pemahamanya.
Penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan beberapa peralatan yang telah dsiapkani sebelumnya untuk membantu
dalam proses penelitian tanah ini. Selain itu penulis juga memilih lokasi
penelitian yang baik sehingga dapat memudahkan dalam proses identifikasi profil
tanah.
Dengan terselesaikanya laporan
praktikum ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi pribadi penulis khususnya
dan masyarakat pada umumnya. Dan semoga dengan laporan pratikum ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan pmbaca mengenai profil, tesktur, dan
sifat-sifat fisik tanah.
Dan besar harapan penulis kepada
sumbangan semua pihak atas saran dan kritik yang membangun sehingga dapat
menyempurnakan laporan praktikum ini. Dan penulis ucapkan terimakasih.
Padang, Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Tujuan Penelitian.
C. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tanah
B.
Horizonisasi Tanah
C. Profil
dan Sifat Fisik Tanah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Tema
B. Waktu dan Tempat.
C. Cara Kerja
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tanah merupakan akumulasi tubuh alam bebas yang menempati sebagian besar permukaan bumi yang merupakan hasil-hasil proses fisika,
kimia, dan biologi, dapat menumbuhkan tanaman, memiliki sifat akibat pengaruh
iklim dan jasad hidup terhadap bahan induk dan kondisi
topografi dan dalam jangka waktu tertentu.
Tanah terdiri dari tiga komponen:
padat (butir pasir, debu, liat dan bahan organik), cair (air di dalam pori
tanah), dan udara (di dalam pori atau rongga tanah). Untuk mendukung
pertumbuhan tanaman, ketiga komponen tersebut harus berada dalam keadaan
seimbang. Bila tanah terlalu basah (hampir semua pori diisi air), maka akan
kekurangan udara sehingga akar tanaman sulit bernapas. Sebaliknya, bila tanah
terlalu kering (kekurangan air), walaupun cukup udara, dapat menyebabkan
tanaman layu.
Faktor pemebentuk tanah merupakan faktor yang menentukan
dalam pembentukan jenis-jenis tanah. Menurut Jenny, seorang ahli tanah Amerika pada tahun 1941
mengemukakan bahwa banyak sekali faktor-faktor
pembentuk tanah, namun yang terpenting diantaranya
adalah bahan induk,
iklim, organisme, bentuk wilayah/topografi, dan waktu.
Untuk meneliti sifat-sifat tanah di
lapangan dan mengklasifikasikannya ke dalam suatu ordo, maka kita dapat melakukan
suatu pengamatan melalui profil
tanah. Dengan mengamati profil tanah, kita
dapat menganalisa tekstur, struktur, konsistensi, warna tanah, bahan organik,
aktivitas fauna, perakaran yang terdapat dalam tanah, dan sebagainya pada suatu
wilayah yang akan diteliti. Selain itu,
untuk mendapatkan sifat-sifat tanah secara kualitatif, mulai dari analisis
tekstur, bahan organik, bulk density, pH tanah, N-total, KTK, Cole dan lain
sebagainya dilakukan uji laboratorium.
B. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan diadakannya penelitian
ini bagi individu penulis adalah untuk
mengetahui bagaimana cara mengklasifikasikan suatu jenis tanah pada suatu wilayah dengan cara
mengamati secara langsung dilapangan meliputi
pengamatan profil tanah,
yang dibagi atau dibatasi per-lapisan dengan
mengamati beberapa parameter diantaranya warna tanah, tekstur, struktur,
konsistensi, dan lain-lain. Dan juga
untuk mengetahui sifat-sifat tanah dengan mengujinya dilaboratorium untuk
mendapatkan data kuantitatif.
C. Manfaat Penelitian
Adapun
manfaat dari praktikum ini adalah
1.Bagi
individu penulis, sebagai pengaplikasian materi pada mata pelajaran geografi,
pengaplikasian keterampilan dalam memahami konsep geografi.
2.Sebagai
informasi yang dapat digunakan pembaca tentang tanah, bentuk wilayah dan
keadaan geografis Kelurahan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang.
3.Membantu
dalam pengambilan keputusan tentang
penggunaan lahan dan rencana pengembangan wilayah Kelurahan Lubuk
Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Tanah
Tanah
merupakan akumulasi tubuh alam bebas (natural body) yang menempati sebagian
besar permukaan bumi yang merupakan hasil-hasil proses fisika, kimia dan
biologi, dapat menumbuhkan tanaman, memilki sifat akibat pengaruh iklim dan
jasad hidup terhadap bahan induk dalam kondisi topografi tertentu dan dalam
jangka waktu tertentu pula
Dalam
geografi tanah terdapat 3 konsep dasar yang dipakai, sebagai berikut :
1.
Konsep Pedology
Konsep
pedology merupakan konsep dasar ilmu tanah yang dikemukakan oleh Dokuchaive
seorang ahli ilmu tanah Rusia. Pedo artinya gumpal tanah / pedon artinya tubuh
tanah. Konsep pedoplogy menekankan pada asal mula dan pembentukan tanah yang tercakup
dalan genesis tanah, nama-nama, sistematik, sifat kemampuan dan penyebaran
berbagai jenis tanah yang tercakup dalam klasifikasi tanah dan pemetaan tanah.
manfaat pedology untuk mengetahui sifat dan tabiat tanah serta persoalan
kalsifikasi tanah dan survey tanah yang menganggap tanah sebagai suatu satuan
dalam alam yang menghubungkan ilmu pengetahuan dasar (fundamental sciences).
Pedology merupakan konsep utama yang mendukung ilmu geografi tanah.
2.
Konsep Edhapology
Konsep
ini dikemukakan oleh Dr. H. L.Jones dari Cornell University Inggris. Edhapon
artinya bahan tanah yang subur. Konsep ini menekankan pada penggunaan tanah
dalam bidang pertanian, yaitu untuk mengetahui hubungan antara tanah dengan
tanaman tingkat tinggi dengan tujuan untuk mendapatkan produksi pertanian
se-ekonomis mungkin.
3.
Konsep Lahan
Lahan
merupakan lingkungan fisik yang terdiri dari iklim,relief, tanah, air, dan
vegetasi, serta benda yang ada diatasnya sepanjang pengaruhnya terhadap
penggunaan lahan. Penggunaan lahan umumnya ditentukan oleh kemampuan lahan atau
kesesuaiannya dalam penggunaan pertanian, industri, perdagangan, permukiman dan
lain sebagainya. Penggunaan dan pemanfaatan
lahan yang optimal sesuai dengan daya dukungnya hanya dapat dilakukan apabila tersedia informasi lahan pada
masing-masing wilayah yang bersangkutan.
Komponen
utama penyusun lahan adalah sebagai berikut :
1.Iklim
2.Air
3.Bentuk lahan
4.Topografi
5.Tanah
6.Formasi geologi
7.Vegetasi
8.Organisme/hewan
9.Manusia, dan
10. Produk budaya
manusia
B. Horizonisasi Tanah
Horizonisasi (perkembangan tanah
azazi) merupakan proses pembentukan horizon tanah . Ada 5 jenis horizonisasi,
berikut penjelasannya
1.
Horizon O
Horizon O meruapakn lapisan segar maupun
telah membusuk di atas horizon mineral. Sebagai batas kandungan bahan organik
horizon ini adalah 30% atau lebih, jika tanah bertekstur liat, kandungan bahan
organiknya >50%, atau kandungan bahan organik >20% jika tanahnya tidak
mengandung partikel lempung. Warna umumnya gelap sampai hitam. Horizon ini
dibedakan atas :
a. Horizon O1, merupakan orizon organik
yang dicirikan oleh bahan organiknya masih mempunyai ciri dan bentuk terlihat
jelas dengan mata biasa serupa dengan bahan asalnya, seperti tulang daun,
batang, sisa tubuh hewan, hypae fungi masih terlihat jelas. Lapisan ini disebut
dengan lapisan mulsa.
b. Horizon O2, dicirikan oleh sisa
tumbuhan dan hewan sudah menampakkan ciri terlapuk sehingga bentuknya sudah
berubah dari bentuk bahan asalnya. Horizon ini berwujud penimbunan bahan
organik berwarna hitam yang disebut humus.
2.
Horizon A
Horizon A terbentuk karena proses
pemindahan bahan-bahan tanah dari lapisan permukaan ke lapisan bawah permukaan.
Secara morfologi, horizon A dicirikan oleh tekstur yang kasar dan kadar lempug
lebih sedikit daripada horizon dibawahnya. Struktur tanahnya umunya butir atau
remah. Konsistensi umunya lunak dan gembur. Horizon ini dibedakan atas :
a. Horizon A1, merupakan horizon mineral
yang terbentuk pada lapisan atas. Dengan ciri-ciri percampuran bahan mineral
dengan bahan organik terlihat. Partikel mineral umunya diselimuti bahan organik
sehingga memberi warna hitam pada horizon.
b. Horizon A2, disebut juga horizon
elluviasi maksimal, karena bahan organik Fe terlindi ke lapisan bawah, sehingga
pada horizon akan tertinggal SiO2 kasar. Hal ini menyebabkan horizon ini lebih
berwarna cerah, terkstur kasar, srtukur tanah remah atau butir dan konsisten
umunya gembur.
c. Horizon A3, merupakan horizon
peralihan ke horizon B, tetapi warna lebih mendekati warna horizon A2.
Peralihan horizon ini kurang jelas dan hanya menampakkan ciri dan warna
campuran, sehingga horizon ini diberi smbol AB jika beralih ke horizon B dan Ac
jika beralih ke horizon C.
3.
Horizon E
Horizon
E merupakan horison mineral yang telah tereloviasi (tercuci) sehingga kadar
BOT, liat silikat, Fe dan Al rendahtetapi kadar pasir & debu kuarsa
(seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi serta berwarna terang.
4.
Horizon B
Horizon
B mulai terbentuk dari dasar bahan induk ke atas denagn dicirikan oleh
kemampatan karena penimbunan butir-butir halus dari lapisan atas (horizon A).
Mempunyai trkstur halus, dan terjadi akumulasi endapan CaCO3, MgCO3, gips dan
lain-lain. Horizon ini dbedakan atas :
a. Horizon B1, merupakan
horizon peralihan dari horizon A, tetapi mempunyai warna dan ciri horizon B.
b. Horizon B2, merupakan
horizon illuvasi maksimal, sehingga warna tanah lebih kelam, tekstur halus, dan
struktur umumnya padat (gumpal).
c. Horizon B3, merupakan
horizon peralihan dari horizon B ke horizon C atau R dengan warna dan ciri lebih
mendekati warna dan ciri horizon B2. Jika memperlihatkan campuran
yang sukar dibedakan dengan horizon C, maka disimblkan dengan horizon BC atau
BR jika dengan horizon R.
5.
Horizon C
Horizon C atau lapisan bahan induk ini
berupa kerekel atau lapukan awal dari batuan dibawahnyadan merupakan awal
pembentukan dan perkembangan tanah, serta tidak memperlihatkan ciri-ciri
horizon A atau horizon B.
6.
Horizon R
Horizon R merupakan lapisan batuan keras
dan padat, serta dianggap sebagai batuan induk tanah.
Lapisan tanah
dibedakan atas :
1.Solum tanah,
yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: O - A - E - B.
2.Lapisan tanah, atas (top soil) yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: O - A.
3.Lapisan tanah permukaan (surface siol), digunakan untuk pengolahan tanah.
2.Lapisan tanah, atas (top soil) yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: O - A.
3.Lapisan tanah permukaan (surface siol), digunakan untuk pengolahan tanah.
4.Sub Surface
soil, bagian horizon A yang terdapat di bawah surface soil.
5.Sub soil,
merupakan keseluruhan dari horizon B.
6.Substratum,
merupakan lapisan bawah solum, baik horizon C atau horizon R.
Berikut gambar dari horizon pada tanah
C. Profil
dan Sifat Fisik Tanah
1. Profil Tanah
Profil tanah merupakan urutan susunan horizon
yang tampak dalam anatomi tubuh tanah yang berbentuk bujur sangkar dan vertikal
kedalam tanah, serta merupakansuatu media untuk mempelajari morfologi tanah.Syarat-syarat
pengamatan rofil atnah adalah sebagai berikut :
a.
Vertikal
b. Baru, bukan merupakan tanah bekas galian
c. Tidak terkena langsung dengan sinar matahari
2. Sifat fisik tanah
Dalam
pengamatan morfologi tanah pada profil tanah sangat bermanfaat untuk
mengidentifikasi sifat-sifat fisika tanah. Sifat-sifat fisika tanah yang
diamati dan dipelajari adalah sebagai berikut :
a. Warna Tanah
Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen
penyusun tanah. Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total
campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Berdasarkan Munsell Soil Color
Chart,yang berupa buku yang berupa diagram warna baku yang tersusun atas 3
variabel yaitu:
1).Hue, Hue
adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya.
2).Value, Value
menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang
dipantulkan.
3).Chroma, Chroma
menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. Chroma didefiniskan
juga sebagai gradasi kemurnian dari warna atau derajat pembeda adanya perubahan
warna dari kelabu atau putih netral (0) ke warna lainnya.
b. Tesktur
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara
manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari
telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan
butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:
1). Pasir : apabila rasa kasar terasa sangat jelas,
tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan.
2). Pasir berlempung : apabila rasa kasar terasa
jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah sekali
hancur.
3). Lempung berpasir : apabila rasa kasar agak jelas,
agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur.
4). Lempung : apabila tidak terasa kasar dan tidak
licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat sedikit dibuat
gulungan dengan permukaan mengkilat.
5). Lempung berdebu : apabila terasa licin, agak
melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat.
6). Debu : apabila terasa licin sekali, agak melekat,
dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat.
7). Lempung berliat : apabila terasa agak licin, agak
melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan yang agak
mudah hancur.
8). Lempung liat berpasir : apabila terasa halus
dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh,
dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur.
9). Lempung liat berdebu : apabila terasa halus, terasa
agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk
gulungan dengan permukaan mengkilat.
10). Liat berpasir : apabila terasa halus, berat
tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat
gulungan.
11). Berdebu : apabila terasa halus, berat, agak
licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.
12). Liat : apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk
bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan.
c. Struktur
Dibedakan
atas :
1). Granular, yaitu struktur tanah yang berbentuk
granul, bulat dan porous, struktur ini terdapat pada horison A.
2). Gumpal (blocky), yaitu struktur tanah yang
berbentuk gumpal membuat dan gumpal bersudut, bentuknya menyerupai kubus dengan
sudut-sudut membulat untuk gumpal membulat dan bersudut tajam untuk gumpal
bersudut, dengan sumbu horisontal setara dengan sumbu vertikal, struktur ini
terdapat pada horison B pada tanah iklim basah.
3). Prisma (prismatik), yaitu struktur tanah dengan
sumbu vertikal lebih besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya
rata, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
4). Tiang (columnar), yaitu struktur tanah dengan
sumbu vertical lebih besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya
membulot, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
5). Lempeng (platy), yaitu struktur tanah dengan sumbu
vertikal lebih kecil daripada sumbu horizontal, struktur ini ditemukan di
horison A2 atau pada lapisan padas liat.
6). Remah (single grain), yaitu struktur tanah dengan
bentuk bulat dan sangat porous, struktur ini terdapat pada horizon A.
d. Konsistensi
Konsistensi tanah adalah tingkat kerekatan antar
partikel-partikel tanah dalam keadaan tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
alam. Konsistensi tanah dapat dibedakan antara lain :
1). Konsistensi dalam keadaan basah
·
Tidak lekat, tidak ada adhesi pada
jari.
·
Agak lekat, sedikit adhesi tanah
pada jari.
·
Lekat, ada adhesi tanah pada jari
dan kalau dipijit akan memampar.
·
Sangat lekat, adhesi tanah menempel
pada jari yang sukar dilepaskan.
·
Tak liat, tidak dapat membentuk
gulungan kecil.
·
Agak liat, dapat dibentuk
gulungan-gulungan kecil yang mudah diubah bentuknya.
·
Liat, dapat membentuk
gulungan-gulungan kecil dan bentuk-bentuk tertentu yang hanya dapat diubah
bentuknya dengan ditekan.
·
Sangat liat, dapat membentuk
gulungan-gulungan kecil dan hanya dapat diubah bentuknya dengan pijitan yang
kuat.
2). Konsistensi dalam keadaan lembab
·
Lepas-lepas, tidak ada adhesi pada butir-butir
tanah.
·
Sangat gembur, tanah dipijit akan
mudah hancur.
·
Gembur, tanah dipijit kuat baru
hancur.
·
Teguh, tanah dipijit kuat baru
hancur.
·
Sangat teguh, ditekan kuat baru
hancur.
·
Luar biasa teguh, tekanan yang sngat
kuat baru hancur.
3). Konsistensi dalam keadaan kering
·
Lepas, tidak
ada kohersi.
·
Lunak,
kohersi tanah lemah, sehingga ditekan sedikit tanah hancur.
·
Agak keras,
sedikit tahan terhadap pijatan tangan.
·
Keras, tanah
pecah dengan tekanan kuat.
·
Sangat keras,
tanah tidak dapat dipecahkan dengan jari.
·
Luar biasa
keras, tanah dapat dipecahkan dengan pukulan palu.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam
pelaksanaan praktikum tanah, memiliki tahapan-tahapan tertentu, mulai dari
survey, persiapan hingga tahap akhirnya yang kesemuanya perlu dilakuakan secara
berurutan agar lebih mudah dilaksanakan. Tahap-tahap tersebut meliputi :
1. Survey Tanah
Survey biasanya dihubungkan
dengan pemetaan tanah. Survey merupakan pengamatan ciri-ciri atau sifat-sifat
tanah dilapangan untuk memperoleh data lapangan dan data laboratorium yang
lengkap sebagai bahan pembuatan peta tanah. Survey dilakukan selain untuk
menentukan tingkat kapabilitas atau kemampuan lahan secara keseluruhan, juga
dilakukan sebagai bahan untuk pemetaan tanah dalam hubungannya dengan penentuan
klasifikasi dan taxonomi tanah.
Berdasarkan macam
keperluannya, maka survey tanah dapat dipandang dari dua segi, yaitu :
a.
Untuk memberikan / menyediakan informasi kepada pemakai tentang tanah,
bentuk wilayah dan kedaan lainnya.
b.
Untuk menyediakan informasi yang akan membantu pengambilan keputusan tentang penggunaan
lahan dan rencana pengembangan wilayah yang akan disurvey.
2. Tahap Persiapan
Sebagai
landasan untuk dapat melakukan survey tanah dan membantu kesempurnaan kerja
lapangan, seorang peneliti harus lebih dulu memahami segala sesuatu mengenai
klasifikasi tanah dan survey tanah. Alat yang digunakan dalam survey tanah
adalah berupa peta topografi, peta geologi, peta penggunaan lahan, dan peta
pendukung lainnya. Alat lain yang digunakan seperti, altimeter, buku Munsell
Soil Color Chat, pisau, rol meter, cangkul, daftar isian, kertas label,
plastik, alat tulis. Penemuan titik sampel dilapangan (berdasarkan koordinat
titik sampel di peta) digunakan GPS (Global Position System).
3. Tahap Lapangan
Setelah dilakukan survey
tanah, pekerjaan selanjutnya yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Pengamatan profil tanah
Langkah-langkah pengamatan profil
tanah :
1). Pengambilan contoh tanah
Pengambilan
contoh tanah merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam penelitian
tanah khususnya dalam kegiatan survei dan pemetaan tanah. Contoh tanah yang
diambil menjadi sample atau mewakili (representiative) satuan-satuan tanah.
Contoh tanah merupakan refleksi dari satu titik pengamatan yang diwakili hanya
dengan beberapa kilogram tanah.Selanjutnya tanah yang hanya beberapa kilogram
dari contoh tersebut dianggap mewakili wilayah yang luas hingga puluhan hektar
atau km2.
2). Memberikan batas antar horizon
Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam pengelompokan
horizon tanah sehingga mempermudah dalam mempelajari setiap horizon tanah.
Setiap horizon tanah yang diteliti akan dicatat dalam tabel hasil penelitian.
3). Mengukur profil tanah
Pengukuran dilakukan dari atas sampai kebawah dam dicatat
hasilnya tiap horison sehingga kita tau ketebalan tiap-tiap horizon tanah
4). Membedakan antara horizon tanah
Untuk membedakan tiap horizon tanah tentu kita harus
mengetahui terlebih dahulu ciri-ciri tiap horizon tanah sehingga kita dapat
menentukan termasuk horizon apa pada lapisan tersebut. Kita dapat membedakan
dari warna dan tesktur tiap-tiap lapisan tanah.
b. Identifikasi sifat fisik tanah
Adapun sifat fisik tanah yang perlu
diidentifikasi yaitu :
1). Warna
Langkah-langkah :
·
Mengamati warna tanah di tempat yang
tidak terkena sinar matahari langsung sehingga kejelasan warna dapat dilihat
·
Menentukan warna tanah pada
tiap-tiap horizon
·
Mengambil contoh tanah lembab (jika
mungkin kering dan lembab)
·
tanah yang digunakan tidak mengkilap
(kecuali pada warna bidang struktur). Untuk tujuan khusus, perlu ditambahkan
warna tanah setelah dihancurkan atau diremas
2). Tekstur
Langkah-langkah :
·
Mengambil sampel tanah dari
tiap-tiap horizon
·
Menekan contoh tanah tersebut dengan
jari telujuk dan jempol
·
Kemudian merasakan tesktur tanah
tersebut halus kasar atau butir jadi kita dapat menentukan tesktur tanah
tersebut ternasuk pasir, liat atau debu
·
Mengamati contoh tanah tersebut
dalam keadaan basah dengan cara membasahi contoh tanah
·
Kita menekan contoh tanah tersebut
dan mengamati pada waktu contoh tanah basah
·
Kita juga dapat mengunakan tabel
dalam menetukan tesktur tanah
3). Struktur
Langkah-langkah :
·
Menyiapkan contoh tanah yang diamati
·
Menyiapkan materi jenis-jenis
struktur tanah untuk memudahkan dalam menentukan struktur tanah
·
Kita liat tanah tiap-tiap horizon
tanah dan kemudian membedakan bentuk-bentuk struktur tanah tersebut
·
Mencatat hasil identifikasi kedalan
tabel yang sudah disiapkan
4). Konsistensi
Langkah-langkah :
·
Mengambil contoh tanah dari tiap
horizon tanah
·
Mengamati contoh tanah tersebut
·
Membasahi tanah tersebut agar mudah
dibentuk
·
Membentuh tanah tersebut menjadi
lilitan bulat panjang
·
Mengamati lagi konsisitensi atau
kemampuan tanah tersebut untuk dibentuk lilitan
c. Pengukuran kadar ph (derajat keasaman) tanah
Langkah-langkah :
·
Ambil sedikit sample tanah dan air
aqua dengan perbandingan 1 : 1,
·
Masukkan dalam gelas aqua
·
Aduk-aduk hingga benar-benar homogen
(merata)
·
Biarkan beberapa menit hingga campuran
air dan tanah tadi memisah (tanahnyamengendap)
·
Setelah airnya terlihat agak jernih
masukkan ujung kertas lakmus atau pH Indikator kedalam campuran tadi (sekitas 1
menit) tetapi jangan sampai mengenai tanahnya.
·
Tunggu beberapa saat sampai kertas
lakmus atau pH indikator berubah warnanya.
·
Setelah warnanya stabil, cocokkan
warna yang diperoleh oleh kertas lakmus atau pH indikator tadi dengan bagan
warna petunjuknya.
·
Kita akan segera tahu pH tanah kita
berapa.
4. Tahap Laboratorium
Kerja laboratorium dilakukan
untuk mendapatkan data kuantitatif tanah, yaitu berupa analisis tekstur tanah, bahan
organik dan pH tanah. Sebelum melakukan analisis kimia di laboratorium,
dilakukan pengering-angin-an sampel tanah (tidak utuh) agar unsur-unsur tanah
yang bersifat gas tidak hilang. Setelah sampel tanah dikering-angin-kan,
dilakukan penghalusan tanah dengan menggunakan labu porselein dan di ayak
dengan menggunakan ayakan 2mm dan dimasukkan ke dalam plastik serta siap di analisis.
Syarat
sampel tanah untuk di analisis adalah sampel tanah sesuai dengan tempat
pengambilan sampel tanah, tidak ada perubahan sampel tanah sebelum di lakukan
analisis dan sampel tanah yang di analisis true value untuk tujuan penelitian. Berikut
beberapa Analisis yang dilakukan di laboratorium :
a. Analisis tekstur tanah
Bahan : H2O2 6% dan 30 %,
Asam Astetat 99%, HCl 0,6, dan Natrium Hexa Metaphospat
Cara Kerja
:
1. Timbang
tanah yang sudah di ayak dengan ayakan 50µ
2. Masukkan ke dalam gelas piala
1000 ml dan tambahkan H2O2 6% sebanyak 30 ml
3. Tambahkan HCl 0,4 N sebanyak 45
ml, kocok dan biarkan semalam. Buang airnya dan tambahkan lagi Aquades dan
ulangi cara ini sampai 3x.
4. Tambahkan Na Phiroposfat 0,0006 N
sebanyak 20 ml dan kocok dengan pengocok horizontal selama 30 menit.
5. Saring dengan saringan 50µ, dan
cairannya di tampung dengan gelas ukur 1000 ml.
6. Dari saringan ini akan didapat
berat pasir, pasir ini dimasukkan kedalam cawan, kemuadian oven-kan selama 24
jam dengan suhu 1050 C.
7. Cukupkan volume cairan tersebut
menjadi 1000 ml pada kedalaman 15 cm, kemudian kocok sampai homogen dan dipipet
sebanyak 20 ml pada kedalaman 15 cm. Masukkan ke dalam cawan alumunium,
panaskan pada pemanas air sampai airnya habis.
8. Masukkan ke dalam oven pada suhu
1050C selama 24 jam, kemudian timbang, sehingga di dapat berat debu
dan liat.
9. Larutan yang telah dikocok hasil
pemipetan debu dan liat di biarkan selama 3 jam 35 menit dengan suhu 270C
(diletakkan pada bak sedimen).
10. Pipet dengan 20 ml kedalaman 5
cm, dimasukkan ke dalam cawan, keringakn di atas tungku pemanas sampai airnya
habis, lalu masukkan ke dalam oven pada suhu 1050C selama 24 jam.
11. Timbang dan hitung berat debu
hingga persentase pasir, liat dan debu. Kemudian Proyeksikan pada segitiga
tekstur menurut USDA.
b. Analisis pH tanah
Alat dan bahan : Gelas ukur, indikator universal dan
pengocok.
Cara kerja :
1. Timbang tanah yang sudah kering-angin 30 kg
2. Masukkan ke dalam gelas ukur
3. Tambahkan aquades sebanyak 30 ml
4. Kocok selama 5 menit
5. Masukkan kertas indicator universal
6. Lihat pH tanah yang tertera pada kertas indicator
universal dari perubahan warna.
c. Analisis bahan organik
Alat dan bahan : Timbangan analitik, alumunium foil /
lempengan alumunium, alkohol 90% dan korek api
Cara kerja :
1. Timbang tanah yang sudah
kering-angin 30 gr
2. Letakkan di atas lempengan alumunium
3. Jenuhi dengan alkohol 90% dan bakar
4. Dinginkan tanah dan timbang, hitung % bahan organik
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Tema : Menganalisis Morfologi
Tanah dan Morfologi Lahan
B. Waktu dan Tempat
Hari dan Tanggal : Sabtu, 12 Desember 2015
Tempat : Kel. Lubuk Minturun, Kec. Koto
Tangah, Kota Padang, Prov. Sumatra Barat
Topografi : Perbukitan
GPS Koordinat : 1000 24’ 21,292” BT, 000 48’ 18,305” LS
Sistem Proyeksi : Geografi
C. Cara Kerja
1. Pembuatan Profil Tanh
a.Membuat lubang penampang harus besar, agar orang dapat mudah duduk
atau berdiri di dalamnya agar pemeriksaan berjalan lancar.
b.Mengukur penampang 1,5 m x 1 m sampai
bahan induk dan pemeriksaan di sisi lubang penampang ruang mendapat sinar
matahari.
c.Tanah bekas galian jangan ditumpuk di atas sisi
penampang pemeriksaan.
d.Penampang pewakil adalah tanah yang
belum mendapat gangguan, misalnya timbunan serta jauh dari pemukiman.
e.Jika berair, maka air yang berada
dalam penampang harus dikeluarkan sebelum pengamatan.
f.Melakukan pengamatan pada sinar matahari cukup (tidak
terlalu pagi atau sore ).
2.
Cara penggambilan sampel
a.
Cara Pengambilan Sampel Tanah Utuh
·
Meratakan dan membersihkan lapisan yang akan diambil,
kemudian meletakan ring sampel tegak lurus (bagian runcing menghadap ke bawah)
pada lapisan tanah tersebut.
·
Menekan ring sampel sampai ¾ bagiannya masuk ke dalam
tanah.
·
Meletakkan ring sampel lain tepat di atas ring sampel
pertama, kemudian tekan lagi sampai bagian bawah dari ring sampel kedua masuk
ke dalam tanah (10 cm).
·
Menggali ring sampel beserta tanah di dalamnya dengan
cangkul.
·
Memisahkan ring sampel kedua dari ring sampel pertama dengan
hati-hati, kemudian potonglah kelebihan tanah yang ada pada permukaan dan bawah
ring sampel sampai permukaan rata dengan permukaan ring sampel.
b. Cara Pengambilan Sampel
Tanah Terganggu
·
Ambillah tanah dengan sendok tanah atau pisau sesuai
dengan lapisan yang akan diambil, mulailah dengan lapisan paling bawah.
·
Masukkan dalam kantong plastk yang telah di beri label.
D. Profil Tanah Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan yang
diperoleh di lapangan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Hasil
Pengamatan Profil Tanah di wilayah Kel. Lubuk Minturun, Kec. Koto
Tangah, Kota Padang, Prov. Sumatra Barat
1. Tanah
No
|
Indikator
|
Tolak Ukur
|
Indeks
|
1
|
Warna
Tanah
|
Kuning
|
3
|
Coklat
|
4
|
||
2
|
Struktur
Tanah
|
Bentuk
: Gumpal Membulat
|
5
|
Tingkat
Perkembangan Struktur : Sedang
|
2
|
||
Bentuk
Struktur Lempeng, Granuler dan Remah : Sangat Halus (<1mm)
|
1
|
||
Bentuk
Struktur Gumpal Membulat dan Menyudut : Sangat Halus (<5mm)
|
2
|
||
Bentuk
Strultur Prismatik dan Tiang : Sangat Halus (<10mm)
|
2
|
||
3
|
Profil
Tanah
|
Horizon
O
|
1
|
Horizon
A
|
2
|
||
4
|
Tekstur
Tanah
|
Liat
Berpasir
|
3
|
5
|
Konsistensi
Tanah
|
Dalam
Keadaan Lembab : Teguh
|
4
|
2. Kelerengan
No
|
Indikator
|
Tolak Ukur
|
Indeks
|
1
|
Kemiringan
Lereng
|
Kelas
II : Landai (8-15 %)
|
2
|
3. Penutup Lahan
No
|
Indikator
|
Tolak Ukur
|
Indeks
|
1
|
Penggunaan
Lahan
|
Kebun
Campur
|
2
|
Guna
Lahan :
Perkebunan Campur
Persentasi
Tutupan Vegetasi Lahan : -Kanopi : <75%
-Alas : <50%
Jenis
Tanaman Keras dan Tanaman Pangan : Kayu Manis, Jengkol, Rambutan dan Durian.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1.
Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pada profil ini lapisan pertama kedalamannya 34 cm, batas lapisan baur 27
cm, topografi landai (8-15), warna tanah yang di ambil sebagai sampel kuning
dan coklat tua, bentuk struktur gumpal membulat, tingkat perkembangannya
sedang, bentuk struktur lempeng, granuler dan remah sangat halus, bentuk
struktur gumpal membulat dan gumpal menyudut sangat halus bentuk struktur
prismatik dan tiang sangat halus, profil tanah dengan horizon O dan A, dengan
tekstur liat berpasir, konsistensi tanah teguh, indikator penggunaan lahan
kebun campur dengan jenis tanaman kayu manis, jengkol, rambutan durian dan
tanaman keras lainnya.
2.
Pembentukan
tanah di lokasi penelitian dipengaruhi oleh faktor topografi, waktu, iklim dan
aktifitas manusia.
B. Saran
Melihat
hasil penelitian yang telah di lakukan, peulis berharap agar lahan tersebut di
optimalkan kembali dalam produktivitasnya agar dapat memaksimalkan keuntungan.
Dan juga penambahan penanaman tanaman pangan lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Khairani.
2009. Geografi Tanah : Suatu Tinjauan
Teoritis, Metodologis, dan Aplikasi Proposal Penelitian. UNP Express :
Padang.
S.Pedro A., 1993.
SifatdanPengelolaan Tanah, Tropika; Bandung
http;//www.praktikumilmutanah_sampeltanah+utuh+terganggu.com
http;//www.praktikumilmutanah_sampeltanah+utuh+terganggu.com
Wikipedia. 2015. Fungsitanah.
From http://id.wikipedia.org/wikw/fungsi-tanah
Wikipedia. 2015. Horizon tanah.
From http://id.wikipedia.org/wiki/horizon-tanah
Semoga bermanfaat.
Jellyana73